Jangan Takut Masuk SMK

 
Maaf tulisan ini bukan bermaksud untuk berpromosi. Walaupun pemerintah sekarang sedang gencar-gencarnya melakukan sosialisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terhadap pelajar, terutama pelajar yang baru menginjak kelas 7, 8, 9 atau Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Diakui memang gebrakan pemerintah saat ini cukup tepat dengan adanya sosialisasi ini, apalagi pengangguran di Indonesia setiap tahunnya semakin meningkat saja, dan diperparah lagi dengan sumber daya manusia (SDM) yang kurang mumpuni serta lapangan kerja yang terbatas, di mana persaingan kerja semakin hari semakin ketat, kebutuhan hidup pun semakin meningkat.

Apalagi bagi mereka yang kurang beruntung untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi, tidak ada pilihan lain bagi mereka yang tidak mampu bersaing, mereka akan tersingkir dan akan bercengkerama dengan menjadi pengangguran yang terdidik, serta akan meningkatkan tindak kriminal di tengah masyarakat.

Dari kegelisahan itulah pemerintah menginstruksikan melalui menteri pendidikan nasional (mendiknas) untuk lebih mengoptimalkan SMK, sebab SMK dinilai tepat sebagai wadah kreatif pelajar yang ingin berwirausaha atau yang siap kerja, karena sesuai dengan jurusan keinginannya.

Semisal jurusan tata busana, mata pelajarannya pun dikhususkan untuk menekuni tata busana tersebut, walaupun ada mata pelajaran yang lain, itu hanya sebagai tambahan. Begitu pula dengan jurusan yang lain, seperti jurusan teknik komputer dan jaringan (TKJ), teknik kelistrikan, audio visual, teknik gambar bangunan, dan lain-lainnya.

Tidak mudah memang bagi pemerintah untuk menyosialisasikan sekolah kejuruan ini. Namun dengan pendampingan yang intensif dan berkelanjutan, hasilnya cukup signifikan. Terbukti setelah instruksi tersebut diperintahkan, promosi SMK semakin gencar saja.

Seperti promosi di televisi, iklan SMK cukup menarik dan provokatif, di sana menegaskan bahwa lulusan SMK masa depannya tidak akan buram, terlihat jelas memang alur ceritanya, ada alumnusnya yang menguasai di bidang perbengkelan, penelitian, agrobisnis, komputer, dan lain-lain.

Apalagi iklan tersebut diperankan oleh artis ternama sekelas Tantowi Yahya yang konon katanya lulusan SMK dan Bambang Sudibyo yang waktu itu masih menjabat sebagai Mendiknas, serta durasi penayangannya pun terlihat intens. Promosi di media cetak pun semakin gencar maupun radio, alhasil minat pelajar untuk masuk SMK mulai meningkat dengan harapan lulusan SMK bisa terserap di dunia kerja atau berwirausaha.

Dan survei membuktikan, lulusan SMK banyak terserap di berbagai perusahaan, baik yang bergerak di bidang teknik maupun retail, serta tidak sedikit pula lulusan SMK yang mampu berwirausaha sendiri yang mampu menyerap tenaga kerja, seperti membuka bengkel motor, servis komputer, salon, kerajinan keramik, membuat kue dan lain-lain, daripada mereka lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang hanya dijejali dengan teori semata, namun minim praktik.

Sebenarnya SMK sudah berdiri sejak lama, namun perannya tidak terlihat dan pemerintah pun seolah melihat keberadaan sekolah ini dengan sebelah mata. Maka jangan heran bila minat pelajar untuk masuk SMK sangat minim, itu dikarenakan pelajar lebih tertarik masuk SMA, anggapan mereka bahwa SMK adalah sekolah buangan dari anak-anak yang tidak diterima dari SMA. Apalagi pelajar SMK identik dengan tawuran. Semoga dengan hadirnya SMK yang berkualitas, cita-cita negara untuk mengentaskan kemiskinan terwujud dan semakin nyata. Maka dari itu jangan takut masuk SMK. 
 
(artikel ini ditulis oleh saya sendiri yang dimuat di Harian Surya, Rabu 16 Maret 2011 dengan judul yang sama, kenapa diuplod diblog saya lagi, saya menginginkan hanya untuk koleksi saya saja biar tidak tercecer)


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Jangan Takut Masuk SMK"

Post a Comment