Haloo...sobat, seperti janji saya pada artikel Temulawak Ginsengnya Indonesia saya akan memberikan cara bagaimana membuat Ramuan Temulawak Sederhana.
Sebelum kamu bikin ramuan, kamu harus menyiapkan dulu bahannya cuma temulawak saja dan alatnya kamu pasti punya didapur deh, hanya talenan, nampan sama pisau tajam.
Temulawaknya kamu harus beli dulu, kalau saya beli biasa dipasar tradisional, ya lumayan murah itung-itung membantu juga
Nah seperti gambar diatas saya membeli temulawak di pasar tradisional Jabang Semen Kediri, kalau orang kediri asli pasti ngerti. Rempah-rempahnya banyak pilihannya, di pasar ini perkilonya hanya lima ribu rupiah, dulu waktu panen melimpah perkilonya hanya dua ribu lima ratus sampai tiga ribu rupiah, murah kan.
Tanya dulu ke pedagangnya mana yang namanya temulawak jangan asal comot nanti salah ambil malah berabe. Pilih yang masih segar dan terlihat tua, silakan dipilih. Biasanya pedagangnya itu mbah-mbah orangnya sudah tua, ciri khas tradisional kampung yang belum tergilas dengan jaman.
Waktu itu saya hanya beli dua kilo saja, ya ukuran untuk konsumsi sendiri masa banyak-banyak hehehe...
Sedikit ya dua kilo, tapi jangan salah lho ini bisa menghasilkan dua toples, toples kecil maksudnya hehehe.... saya memilih temulawak yang besar-besar soalnya kalau kecil-kecil repot ngebersihinnya.
Kemudian cuci sampai bersih dengan air mengalir, kalau bisa pake air kran, biar kotorannya langsung hilang, bisa juga dikupas tipis-tipis dulu biar langsung cepat proses pencuciannya.
Kalau saya dikupas tipis-tipis dulu kaya ngupas mangga, kemudian dicuci pake air kran.
Sebelum kamu bikin ramuan, kamu harus menyiapkan dulu bahannya cuma temulawak saja dan alatnya kamu pasti punya didapur deh, hanya talenan, nampan sama pisau tajam.
Temulawaknya kamu harus beli dulu, kalau saya beli biasa dipasar tradisional, ya lumayan murah itung-itung membantu juga
Nah seperti gambar diatas saya membeli temulawak di pasar tradisional Jabang Semen Kediri, kalau orang kediri asli pasti ngerti. Rempah-rempahnya banyak pilihannya, di pasar ini perkilonya hanya lima ribu rupiah, dulu waktu panen melimpah perkilonya hanya dua ribu lima ratus sampai tiga ribu rupiah, murah kan.
Tanya dulu ke pedagangnya mana yang namanya temulawak jangan asal comot nanti salah ambil malah berabe. Pilih yang masih segar dan terlihat tua, silakan dipilih. Biasanya pedagangnya itu mbah-mbah orangnya sudah tua, ciri khas tradisional kampung yang belum tergilas dengan jaman.
Waktu itu saya hanya beli dua kilo saja, ya ukuran untuk konsumsi sendiri masa banyak-banyak hehehe...
Sedikit ya dua kilo, tapi jangan salah lho ini bisa menghasilkan dua toples, toples kecil maksudnya hehehe.... saya memilih temulawak yang besar-besar soalnya kalau kecil-kecil repot ngebersihinnya.
Kemudian cuci sampai bersih dengan air mengalir, kalau bisa pake air kran, biar kotorannya langsung hilang, bisa juga dikupas tipis-tipis dulu biar langsung cepat proses pencuciannya.
Kalau saya dikupas tipis-tipis dulu kaya ngupas mangga, kemudian dicuci pake air kran.
Nah hasilnya seperti ini kawan, ini sudah siap di iris tipis-tipis, warnanya cerah, saya tak paham warna apa ini sepertinya oren kekuningan ya.
Habis dicuci langsung diris deh, hati-hati ngirisnya, kalau cara mengirisnya sih sembarang, saya tidak punya aturan, yang terpenting irisannya merata.
Kalau temen-temen ngirisnya pengen kotak, terlebih dahulu temulawaknya kita potong kotak memanjang, baru diiris kotak.
Kalau saya cara ngirisnya belah dulu temulawak kemudian iris seperti gambar diatas.
Kenapa harus pake talenan kayu?
Timbul pertanyaan, kenapa sih talenannya ko dari kayu, kenapa gak pake talenan dari plastik saja kan bagus. Nah temen-temen juga harus hati-hati, menurut penelitian (waktu nonton siaran dokter Oz) ternyata talenan dari plastik itu tidak baik, kenapa tidak baik, soalanya ketika kita mengiris sesuatu diatas talenan plastik, maka plastik yang ada ditalenan itu akan teriris juga walaupun kecil-kecil, nah kalau udah teriris otomatis ini akan tercampur dengan makan yang kita iris itu, plastik kalau sudah masuk dalam perut itu bisa bahaya.
Kalau talenan kayu, bahannya kan dari tumbuhan, menurut dokter Oz walaupun teriris terus tercampur dengan makan kita, lantas masuk ke perut kita, insyllah akan aman-aman saja.
Kemudian langsung jemur kawan, biar tidak berjamur, seharusnya untuk dua kilo temulawak nampan untuk menjemurnya ada dua biar tidak bertumpukan seperti gambar diatas, soalnya saya hanya punya satu nampan, jadi ya seadanya.
Berapa lama menjemur temulawak?
Saya pernah baca satu artikel, tapi lupa lagi namanya, diartikel tersbut menybutkan bahwa lama menjemur temulawak itu sekitar lima jam, memulai menjemurnya itu sekitar pukul enam pagi sampai pukul sepuluh siang saja.
(ini tergantung daerahnya ya, kalau di kediri jam setengah enam sudah siang, matahari sudah panas, saya kurang paham daerah lain)
Kenapa gak sampe sore menjemurnya?
Karena jam enam pagi sampai jam sepuluh siang, sinar mataharinya lagi bagus-bagusnya, nah untuk jam sepuluh selanjutnya itu matahari kurang baik, jadi akan mengurangi khasiat dari temulawak itu sendiri bila dijemur terlalu lama atau berlebihan, apalagi sampai sore hari.
Warnannya jadi jelek ya, agak semu pias gitu?
Betul kawan warnanya memang berubah setelah dijemur, ini normal-normal saja, bahkan ini sudah bisa dikonsumsi.
Kalau dijual ini bisa gak laku ya hehehe.... saya juga mikirnya kaya gitu, ko warnanya jadi jelek begini, tidak menarik (mungkin ada kawan-kawan yang ngasih solusi untuk perubahan warna ini, silakan dikolom komentar ya)
Ada yang mengatakan dalam artikel lain, kalau mau menjemur temulawak harus dilapisi kain warna hitam tipis diatas temulawaknya biar matahari tidak langsung menyinari jadi ada penyaringan panas, katanya sih warnanya biar gak berubah tetap cerah.
Saya pernah coba cara diatas menjemur temulawak dengan dilapisi kain warna hitam hasilnya tetep pias seperti gambar diatas, apa mungkin salah kainnya ya hehehe....
Nah kalau temulawaknya sudah kering tinggal masukin saja ke toples kering ya, tapi jangan langsung dimasukin dulu kalau habis dijemur, biarkan dulu selama lima menit biar panasnya hilang, baru dimasukan ke toples
Tapi jangan salah walau pun warna temulawak berubah jadi pias, bila dicampur dengan air panas dan sedikit gula putih warnanya tetep tidak berubah seperti semula.
Sederhana bukan
Apalagi diminumnya tengah hari lagi panas-panasnya, temulawak ditambah asem jawa plus gula putih wiihhh mantap banget....gak percaya silakan coba.
Kalau saya sih minumnya setelah makan malam, sekitar habis magrib bareng keluarga
Oke teman-teman begitulah cara membuat ramuan temulawak sederhana, simpel dan tidak membutuhkan biaya banyak, silakan dipraktekan.
0 Response to "Cara Membuat Ramuan Temulawak Sederhana"
Post a Comment