Coretanku # Minggu, 09 Oktober 2005 pukul 11.35 am dan 10.44 pm

Saat ini ketika tubuh rapuh terbangun dari tidur, perasaan ini merasa was-was akan sesuatu terjadi pada diriku. Bangunku terlalu siang hampir mendekati adzan duhur, setengah dari hari siang itu, sangat terlalu panas untuk hari itu. Tapi, tak apalah inilah suatu proses keindahan dalam hidup yang harus berirama. Toh, kenyataannya masih banyak diantara kehidupan ini, mereka berpacu dalam irama itu, berlomba untuk mendapatkan kenikmatan. 

Kubasuh seluruh badan ini, dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ah, terasa segar yang kurasa saat itu, kenikmatan yang tida tara, kekuatanpun kembali bersinar, pikiran cemerlang. Namun, kembali pikiran ini melayang jauh diantara matahari dan rembulan. Perempuan berwajah ayu itu. Ya, perempuan itu masih tetap melekat dalam hanyalanku. Ini datang secara tiba-tiba, seperti halnya hari-hari sebelumnya. 

Wajahnya yang bulat panjang, tumbuh yang tak begitu sintal, kuakui masih tetap dalam ingatanku, masih dalam hayalanku. Tetunya itu bukan tanpa sebab saya mempunyai hayalan seperti itu, perempuan berwajah ayu itu sangat mengganggu, bahkan kadang menjadi diri ini seorang yang dungu. O, pria yang kelimpungan menginginkan adanya perbaikan dalam hayalan, bahwa dirinyalah yang berhayal jauh diantara malam dan siang, jauh diantara matahari dan rembulan.

Udara saat ini tidak terasa enak untuk saya nikmati, terasa panas dan menguap seluruh tubuh ini. Layaknya hati ini, pun seperti hari ini.

Untuk perempuan berwajah ayu saya tidak akan mengganggu pikiranmu dengan hal yang engkau inginkan, tetapi harus engkau mengerti jauh diantara lubuk hatiku menginginkau kau berada di sisiku.

Sapen, 11.35 am wib

selanjutnya.....
Malam ini kutitipkan rembuan padanya, kebisuan hati menerpa aroma bintang yang bertebaran di angakasa. Kuatatap dengan mata hati, perlahan rembulan terang bagaikan obor malam menyinari alam ini, namun perlahan juga ia redup tertutup awan kelabu kehitaman. Kutatap dan kupandangi tanpa bosan, seolah menatap perempuan berwajah ayu itu di dalam kelas. Indah, sempura, sejuk, dan menentramkan. 

Kini sinaran rembulan itu menembus relung pancaran wajahku, kembali saya seperti bayi baru lahir bersih dan suci. Bagai air hujan menyirami alam ini, sejuk dan menyejukkan. Kurasakan sinaran itu dalam-dalam, seperti kurasakan pelukkan perempuan berwajah ayu saat malam idhul adha di kamar berukuran dua setengah kali tiga meter bercahaya lima watt remang-remang, manis, hangat cumbuannya, seolah dunia ini milik kita berdua dan orang lain hanya mengontrak.

Dan malam ini rembulan itu menampakan pancaranya, menembus lewat celah bilik kecilku. Kubaringkan badan rapuh ini di atas tikar plastik, menerawan di mana keinginan perasaan hati tercurahkan saat perempuan itu mendekapku, erat. Namun semua itu hanyalah sebuah hayalan belaka.
Kuharap besok, saya bisa bertemu kembali dengan perempuan berwajah ayu, akan kupandangi dan kuselami relung hatinya, agar dia mengerti bahwa diri ini mengharapkan dirinya berada di sampingku. Semoga.

Sapen, 10.44 pm wib

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Coretanku # Minggu, 09 Oktober 2005 pukul 11.35 am dan 10.44 pm"

Post a Comment